Perbedaan Gejala Difteri dan Radang Tenggorokan: Kenapa Penting Buat Tahu Bedanya?
Apa Itu Difteri dan Radang Tenggorokan?
Sebelum bahas perbedaannya, kita kenalan dulu deh sama masing-masing penyakitnya, biar nggak salah paham. Difteri dan radang tenggorokan itu beda, mulai dari penyebab sampai tingkat bahayanya.
Difteri: Ini adalah penyakit infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini termasuk berbahaya banget karena bisa ganggu sistem pernapasan dan bahkan berpotensi fatal kalau nggak ditangani. Difteri tuh punya gejala khas, yaitu adanya lapisan tebal berwarna abu-abu di tenggorokan atau hidung yang bikin napas jadi susah.
Radang Tenggorokan (Faringitis): Nah, kalau radang tenggorokan biasanya disebabkan oleh virus, kayak virus flu atau pilek. Radang tenggorokan biasanya lebih ringan dibanding difteri, dan umumnya bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari tanpa pengobatan berat. Gejalanya sih lebih ke rasa sakit atau nyeri saat menelan.
Jadi, secara umum perbedaan dasarnya udah kelihatan nih. Difteri disebabkan oleh bakteri dan bisa fatal, sedangkan radang tenggorokan lebih sering disebabkan virus dan cenderung nggak berbahaya.
1. Penyebab Penyakit
Difteri:
- Seperti yang tadi disinggung, difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Nah, bakteri ini bisa nyerang lewat droplet (percikan udara) dari orang yang terinfeksi, kayak pas bersin atau batuk.
- Yang bikin serem, bakteri ini nggak cuma nyerang tenggorokan, tapi juga bisa ngeluarin racun (toksin) yang nyebar ke organ lain kayak jantung dan ginjal. Makanya difteri ini dianggap serius banget karena bisa memicu komplikasi yang parah.
Radang Tenggorokan:
- Radang tenggorokan biasanya disebabkan sama virus, kayak virus influenza atau rhinovirus. Kadang-kadang juga bisa disebabkan bakteri, tapi lebih jarang. Kalau penyebabnya virus, biasanya nggak terlalu parah dan bisa sembuh dengan istirahat cukup.
- Virus ini juga nyebar lewat droplet, jadi gampang menular kalau kamu ada di sekitar orang yang lagi flu atau pilek.
Jadi, perbedaan utama dari penyebabnya adalah:
- Difteri = bakteri Corynebacterium diphtheriae
- Radang Tenggorokan = lebih sering karena virus, kadang bakteri
2. Gejala Utama
Nah, sekarang kita masuk ke bagian paling penting: gejalanya. Supaya kamu nggak salah diagnosa atau panik sendiri, yuk kenali tanda-tandanya satu per satu.
Gejala Difteri
- Lapisan Abu-Abu di Tenggorokan: Ini yang paling khas dari difteri. Ada selaput tebal dan abu-abu yang muncul di bagian belakang tenggorokan, amandel, atau hidung. Ini biasanya yang bikin napas jadi susah.
- Sakit Tenggorokan Parah: Pasien difteri biasanya ngeluh sakit tenggorokan yang nggak tertahankan, lebih nyeri daripada radang tenggorokan biasa.
- Demam Ringan Hingga Sedang: Nggak selalu demam tinggi, tapi seringnya ada demam ringan atau sedang.
- Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Leher bisa jadi bengkak karena kelenjar getah bening meradang, bikin leher tampak lebih besar atau "bengkak."
- Bau Mulut yang Khas: Bau mulut penderita difteri tuh beda, biasanya bau busuk karena infeksi yang parah.
Gejala Radang Tenggorokan
- Nyeri Saat Menelan: Ini sih yang paling umum, tenggorokan kerasa sakit pas buat nelen.
- Batuk dan Pilek: Kalau radang tenggorokannya karena virus, biasanya diikuti batuk dan pilek.
- Demam Ringan atau Tanpa Demam: Radang tenggorokan biasanya nggak demam tinggi, dan bisa sembuh sendiri.
- Kemerahan di Tenggorokan: Tenggorokan keliatan merah, tapi nggak ada lapisan abu-abu kayak difteri.
- Tidak Ada Pembengkakan Ekstrim: Biasanya nggak sampai bikin leher bengkak banget atau ada bau mulut yang terlalu menyengat.
3. Tingkat Keparahan
Difteri jelas lebih bahaya karena bisa menyebabkan komplikasi serius. Ini contoh dampak yang mungkin terjadi:
- Difteri: Kalau nggak ditangani, bisa nyebabin komplikasi serius kayak kerusakan jantung (miokarditis), masalah saraf, atau gagal ginjal. Tingkat keparahan ini juga bikin difteri harus ditangani cepat dengan antitoksin dan antibiotik.
- Radang Tenggorokan: Kebanyakan kasus radang tenggorokan itu ringan dan bisa sembuh dalam beberapa hari, terutama kalau cuma disebabkan virus.
Jadi, kalau kamu atau ada orang yang keliatannya punya gejala-gejala mirip difteri, harus segera periksa ke dokter ya!
4. Cara Penularan
Dua penyakit ini sama-sama menular lewat udara atau kontak langsung. Tapi, karena difteri bisa lebih berbahaya, biasanya ada tindakan khusus untuk mencegah penularannya, terutama dengan vaksinasi.
- Difteri: Karena bisa nyebar lewat droplet (kayak pas batuk atau bersin), makanya vaksinasi difteri itu penting banget.
- Radang Tenggorokan: Sama-sama bisa nyebar lewat droplet, tapi pencegahan lebih simpel, misalnya jaga daya tahan tubuh dan kebersihan.
5. Pencegahan
Difteri:
- Vaksinasi: Salah satu cara pencegahan utama untuk difteri adalah vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus). Anak-anak wajib banget dapet vaksin ini, tapi remaja dan dewasa juga dianjurkan booster.
- Hindari Kontak dengan Pasien Difteri: Difteri menular, jadi kalau ada orang di sekitar kamu yang kena, mending jaga jarak dan hindari kontak langsung.
- Pakai Masker dan Cuci Tangan: Meskipun difteri bisa menular lewat udara, menjaga kebersihan tangan tetap penting.
Radang Tenggorokan:
- Jaga Kebersihan Tangan: Biasakan cuci tangan dengan sabun, apalagi kalau sering kontak dengan orang yang sakit.
- Perkuat Daya Tahan Tubuh: Makan makanan sehat, olahraga, dan cukup tidur bisa bantu tubuh lebih kuat ngelawan virus.
- Jangan Berbagi Alat Makan: Alat makan bisa jadi media penularan virus, jadi mending nggak usah sharing makanan atau minuman, ya.
6. Pengobatan
Difteri:
- Harus segera ditangani oleh tenaga medis. Pengobatannya termasuk pemberian antitoksin untuk netralin racun dari bakteri dan antibiotik untuk membasmi infeksi.
- Biasanya pasien difteri akan dirawat di rumah sakit karena risiko komplikasi yang tinggi dan penularan yang mudah.
Radang Tenggorokan:
- Kalau penyebabnya virus, cukup perbanyak istirahat, minum cairan hangat, dan hindari makanan pedas atau asam.
- Kalau disebabkan bakteri (misalnya oleh Streptococcus), dokter mungkin kasih antibiotik, tapi ini jarang terjadi.
7. Cara Mengenali Difteri dan Radang Tenggorokan di Rumah
Nah, meskipun gejala-gejala tadi bisa jadi petunjuk, sebaiknya sih jangan coba diagnosa sendiri kalau gejalanya mengarah ke difteri, karena penyakit ini cukup serius. Tapi ada beberapa tanda yang bisa jadi clue:
- Perhatikan Lapisan di Tenggorokan: Kalau ada lapisan tebal abu-abu di tenggorokan, ini bisa banget jadi tanda difteri.
- Leher Bengkak dan Nyeri: Difteri biasanya bikin leher bengkak parah, beda sama radang tenggorokan yang nggak terlalu bengkak.
- Bau Mulut yang Khas: Bau mulut yang busuk bisa jadi tanda difteri.
Kalau udah muncul gejala-gejala di atas, jangan tunda buat ke dokter!
Kesimpulan
Difteri dan radang tenggorokan emang sama-sama nyerang tenggorokan, tapi tingkat bahaya dan penyebabnya beda jauh. Difteri disebabkan bakteri dan punya gejala khas kayak lapisan abu-abu di tenggorokan, bengkak parah, dan bisa memicu komplikasi serius. Sedangkan radang tenggorokan lebih sering disebabkan virus, dan umumnya nggak berbahaya serta bisa sembuh sendiri.
Makanya, penting banget buat tahu bedanya, terutama kalau ada gejala-gejala parah kayak yang udah dijelasin tadi. Ingat juga buat selalu jaga kesehatan dan kebersihan, karena pencegahan itu jauh lebih baik daripada harus pengobatan. Baca juga : apakah difteri itu sakit tenggorokan biasa?
Tidak ada komentar untuk "Perbedaan Gejala Difteri dan Radang Tenggorokan: Kenapa Penting Buat Tahu Bedanya?"
Posting Komentar