CHRONIC LYMPHOCYTIC LEUKEMIA (CLL) : Kanker Darah yang Jalannya Pelan, Tapi Diam-Diam Mematikan

 

CHRONIC LYMPHOCYTIC LEUKEMIA (CLL) :

Pendahuluan: Jangan Ketipu Sama Kata “Chronic”

Kalau denger kata chronic, kebanyakan orang langsung mikir:
“Ah santai, pasti nggak parah.”

Nah… itu jebakan batman ๐Ÿฆ‡

Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL) emang jalannya pelan, tapi justru itu yang bikin dia licik.
Banyak pasien nggak sadar bertahun-tahun kalau dirinya udah kena kanker darah.

CLL sering ketauan nggak sengaja, pas medical check-up, pas cek darah rutin, atau bahkan pas mau operasi penyakit lain.

Sekali ketauan, baru deh semua puzzle kebuka. baca juga : AML


Apa Itu Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL)?

Secara simpel:

CLL adalah kanker darah yang berasal dari limfosit B matang yang abnormal, tapi numpuknya kebangetan.

Masalahnya:

  • Sel limfositnya kelihatan matang

  • Tapi nggak berfungsi normal

  • Hidupnya panjang banget

  • Akhirnya numpuk di darah, sumsum tulang, kelenjar getah bening, limpa

Berbeda sama leukemia akut:

  • CLL → pelan tapi konsisten

  • AML/ALL → cepat dan brutal

Ibarat:

  • Leukemia akut = kebakaran besar

  • CLL = rayap, lama-lama rumah ambruk


Epidemiologi: Siapa yang Paling Sering Kena CLL?

CLL itu leukemia paling sering pada orang dewasa tua.

Fakta penting:

  • Usia rata-rata diagnosis: >60 tahun

  • Jarang banget pada anak

  • Laki-laki > perempuan

  • Lebih sering di ras Kaukasia

Di Asia termasuk Indonesia, CLL memang lebih jarang, tapi bukan berarti nggak ada.


Etiologi: Penyebab CLL Itu Apa Sih?

Jawaban jujurnya:
๐Ÿ‘‰ belum sepenuhnya jelas

Tapi ada beberapa faktor yang dicurigai berperan:


1. Faktor Genetik

CLL sering muncul berkelompok dalam keluarga.

Kalau ada:

  • Orang tua

  • Saudara kandung

yang kena CLL atau kanker limfosit, risikonya ikut naik.


2. Mutasi Genetik Acquired

Bukan bawaan lahir, tapi kejadian seiring waktu.

Gen yang sering kena:

  • TP53

  • ATM

  • NOTCH1

Mutasi ini bikin:

  • Sel limfosit nggak mau mati

  • Mekanisme apoptosis rusak


3. Paparan Lingkungan

Masih kontroversial, tapi dicurigai:

  • Pestisida

  • Agen kimia tertentu

  • Paparan kronis toksin


Patofisiologi: Kok Limfosit Bisa Numpuk Segitunya?

Ini bagian penting, tapi gue jelasin santai ya.


Normalnya Gimana?

Limfosit B normal:

  1. Dibentuk di sumsum tulang

  2. Matang

  3. Kerja lawan infeksi

  4. Mati sesuai umur

Semuanya terkontrol.


Pada CLL

Yang kejadian:

  • Limfosit B terlihat matang

  • Tapi:

    • Fungsinya jelek

    • Umurnya panjang

    • Nggak mau mati

Sel-sel ini:

  • Menumpuk di darah

  • Masuk sumsum tulang

  • Mengisi kelenjar getah bening

  • Bikin limpa membesar

Akibatnya:

  • Produksi sel darah normal ketekan

  • Sistem imun malah melemah

Ironis banget:
๐Ÿ‘‰ sel imun kebanyakan, tapi tubuh jadi gampang infeksi


Perbedaan CLL dengan Leukemia Lain

Biar nggak ketuker, ini poin penting:

  • CLL → limfosit matang

  • ALL → limfoblast (imatur)

  • AML → garis myeloid

  • CML → ada BCR-ABL (Philadelphia chromosome)

CLL itu leukemia + limfoma versi darah.


Manifestasi Klinis: Gejala CLL yang Sering Terjadi

CLL itu unik karena:
๐Ÿ‘‰ banyak pasien tanpa gejala




1. Asimtomatik (Paling Sering)

Pasien datang dengan:

  • “Dok, ini hasil lab kok leukosit tinggi?”

Tanpa:

  • Demam

  • Nyeri

  • Perdarahan


2. Gejala Umum (B Symptoms)

Kalau penyakit mulai progresif:

  • Demam tanpa sebab

  • Keringat malam

  • Berat badan turun drastis

  • Lemas kronis


3. Pembesaran Kelenjar Getah Bening

Ciri khas:

  • Leher

  • Ketiak

  • Lipat paha

Biasanya:

  • Tidak nyeri

  • Konsistensi kenyal

  • Bisa multipel


4. Hepatosplenomegali

  • Limpa membesar → perut kiri atas nggak enak

  • Cepat kenyang

  • Nyeri tumpul


5. Gejala Anemia dan Trombositopenia

Karena sumsum tulang ketekan:

  • Lemas

  • Pucat

  • Mudah memar

  • Mimisan


6. Infeksi Berulang

Ini krusial.

Walaupun leukosit tinggi:

  • Fungsi imun buruk

  • Antibodi rendah (hipogamaglobulinemia)

Pasien jadi:

  • Sering pneumonia

  • Infeksi kulit

  • Infeksi saluran kemih


Diagnosis CLL: Jangan Salah Tebak

CLL nggak bisa cuma ngandelin satu tes.


1. Darah Lengkap

Temuan khas:

  • Leukositosis (limfositosis absolut)

  • Limfosit >5.000/ยตL

  • Anemia (stadium lanjut)

  • Trombositopenia (stadium lanjut)


2. Apusan Darah Tepi

Ciri khas:

  • Limfosit kecil

  • Inti padat

  • Smudge cells (sel pecah)

Smudge cell = ciri klasik CLL.


3. Flow Cytometry (Kunci Diagnosis)

Marker khas:

  • CD19 (+)

  • CD20 (lemah)

  • CD5 (+)

  • CD23 (+)

Kombinasi ini hampir pathognomonik buat CLL.


4. Biopsi Sumsum Tulang

Bukan wajib, tapi:

  • Buat staging

  • Evaluasi sitopenia


5. Pemeriksaan Genetik

Buat prognosis:

  • del(17p) → buruk

  • TP53 mutation → buruk

  • IGHV mutation → prognosis lebih baik


Staging CLL: Menentukan Berat Ringannya Penyakit

Ada dua sistem terkenal:


1. Rai Staging (Amerika)

  • Stage 0: limfositosis saja

  • Stage I: + limfadenopati

  • Stage II: + hepatosplenomegali

  • Stage III: + anemia

  • Stage IV: + trombositopenia


2. Binet Staging (Eropa)

  • A: <3 area limfadenopati

  • B: ≥3 area

  • C: anemia atau trombositopenia

Staging ini penting buat:
๐Ÿ‘‰ keputusan terapi


Tatalaksana CLL: Nggak Semua Harus Langsung Diobatin

Ini yang sering bikin kaget pasien.


Watch and Wait (Strategi Andalan)

Kalau:

  • Stadium awal

  • Tanpa gejala

  • Darah masih stabil

๐Ÿ‘‰ BELUM PERLU TERAPI

Bukan males, tapi:

  • Terapi dini nggak ningkatin survival

  • Efek samping malah nambah masalah


Indikasi Mulai Terapi

Terapi dimulai kalau ada:

  • Gejala berat

  • Anemia progresif

  • Trombositopenia

  • Limfadenopati masif

  • Splenomegali simptomatik


Pilihan Terapi

1. Kemoterapi

  • Fludarabine

  • Cyclophosphamide

  • Bendamustine


2. Imunoterapi

  • Rituximab

  • Obinutuzumab

Target: CD20


3. Targeted Therapy (Modern Banget)

Ini game changer:

  • Ibrutinib (BTK inhibitor)

  • Venetoclax (BCL-2 inhibitor)

Lebih efektif, lebih spesifik.


4. Transplantasi Sumsum Tulang

Jarang:

  • Pasien muda

  • Risiko tinggi

  • Refrakter terapi


Komplikasi CLL

CLL itu bukan cuma kanker, tapi sumber masalah lanjutan.


1. Infeksi Berat

Karena:

  • Hipogamaglobulinemia

  • Disfungsi sel imun


2. Autoimmune Hemolytic Anemia

CLL bisa bikin:

  • Tubuh nyerang sel darah merah sendiri


3. Richter Transformation

Ini serem:

  • CLL berubah jadi limfoma agresif

  • Prognosis buruk


Prognosis: Harapan Hidup Pasien CLL

CLL termasuk kanker dengan:
๐Ÿ‘‰ survival panjang

Banyak pasien hidup:

  • 10–20 tahun

  • Bahkan tanpa terapi

Faktor prognostik:

  • Stadium

  • Genetik

  • Respon terapi

  • Usia


Penutup: CLL Bukan Akhir Dunia, Tapi Jangan Diremehin

CLL itu:

  • Pelan

  • Licik

  • Tapi bisa dikontrol

Dengan:

  • Monitoring rutin

  • Terapi tepat waktu

  • Gaya hidup sehat

Pasien CLL bisa hidup produktif bertahun-tahun.

Kuncinya:
๐Ÿ‘‰ jangan panik, tapi jangan cuek

Muhammad Ikmaluddin Furqon
Muhammad Ikmaluddin Furqon Hai nama saya adalah ikmal, saya adalah seorang dokter muda yang saat ini sedang menjalankan program profesi dokter, sembari belajar kedokteran saya akan membuat artikel-artikel penelitian di blog ini

Tidak ada komentar untuk "CHRONIC LYMPHOCYTIC LEUKEMIA (CLL) : Kanker Darah yang Jalannya Pelan, Tapi Diam-Diam Mematikan"