Klasifikasi Takikardia QRS Sempit dan Lebar: Patofisiologi dan Tatalaksana

Takikardi


1. Intro Dulu Nih, Bro!

Oke gengs, sebelum kita nyemplung lebih dalam ke dunia detak jantung yang ngebut, kita bahas dulu secara singkat ya. Jadi gini, “takikardia” itu artinya detak jantung lo ngebut, kayak lagi dikejar deadline skripsi. Normalnya jantung berdetak 60–100 kali per menit. Nah, kalau udah lewat dari 100 bpm, itu udah masuk kategori takikardia.

Baca : anatomi fisiologi jantung

Tapi... gak semua takikardia itu sama. Ada yang QRS-nya sempit, ada juga yang QRS-nya lebar. Terus kenapa QRS bisa sempit atau lebar? Dan kenapa penting buat ngebedain keduanya? Karena penanganannya beda cuy! Lo gak mau dong salah kasih obat dan malah bikin pasien kolaps?

2. Sikat Abis Dulu: QRS Itu Apaan?

QRS complex itu bagian dari gelombang di EKG (elektrokardiogram), yang nunjukin aktivitas listrik saat jantung ngeluarin tenaga buat nge-pump darah ke seluruh tubuh.

  • QRS sempit (<120 ms atau <3 kotak kecil di EKG) = Impuls listrik dari atrium ke ventrikel lewat jalur normal (AV node & His-Purkinje system).

  • QRS lebar (≥120 ms) = Impulsnya nyeleneh atau ada delay di jalur listriknya, bisa karena masalah di ventrikel atau lewat jalur alternatif.

Bayangin aja kayak ada mobil lewat jalan tol (QRS sempit), vs lewat gang sempit atau muter-muter gak jelas (QRS lebar).


3. Klasifikasi Takikardia QRS Sempit dan Lebar

A. Takikardia QRS Sempit (Narrow Complex Tachycardia)

QRS-nya < 120 ms. Artinya konduksi listriknya masih lewat jalur “normal” alias si AV node dan His-Purkinje.

Contohnya:

  1. Sinus Takikardia

    • Detak cepat tapi irama masih dikontrol oleh sinoatrial (SA) node.

    • Penyebab: olahraga, stres, demam, anemia, hipertiroid, dehidrasi, dll.

  2. Takikardia Supraventrikular Paroksismal (PSVT)

    • Irama cepat, mendadak muncul dan bisa juga hilang mendadak.

    • Jenisnya:

      • AVNRT (atrioventricular nodal reentrant tachycardia)

      • AVRT (atrioventricular reciprocating tachycardia, misal: WPW syndrome)

  3. Atrial Fibrilasi (AF) dengan QRS sempit

    • Irama atrium kacau (fibrilasi), ventrikel bisa tetap sempit kalau konduksi ke ventrikel lewat jalur normal.

  4. Flutter Atrium

    • Irama cepat dengan gelombang “gigi gergaji”, biasanya 150 bpm.


B. Takikardia QRS Lebar (Wide Complex Tachycardia)

QRS-nya ≥ 120 ms. Artinya, konduksi impulsnya gak lewat jalur biasa. Bisa dari ventrikel langsung atau karena ada hambatan di sistem konduksi.

Contohnya:

  1. Ventricular Tachycardia (VT)

    • Fokus pacemaker-nya berasal dari ventrikel, bukan dari atas.

    • Bisa monomorfik (QRS sama semua), bisa polimorfik (bentuk QRS beda-beda).

    • Bisa stabil atau bikin pasien kolaps.

  2. Torsades de Pointes

    • Versi polimorfik dari VT, biasanya karena QT interval panjang.

    • Bentuk EKG-nya unik: “berputar” di sekitar garis isoelektrik.

  3. Takikardia Supraventrikular dengan Aberansi

    • Sumbernya dari atas (supraventrikel) tapi jalur ke ventrikel kacau (kayak bundle branch block).

    • Jadi walaupun asalnya supraventrikular, tampilan QRS-nya lebar.

  4. Pre-excitation Syndromes (WPW dengan AF misalnya)

    • Jalur tambahan (accessory pathway) kayak di WPW bisa bikin konduksi jadi langsung ke ventrikel, tanpa lewat AV node.


4. Patofisiologi Singkat Tapi Nempel

A. Takikardia QRS Sempit

Masalahnya biasanya ada di atrium atau AV node. Bisa karena:

  • Overstimulasi SA node → sinus takikardia.

  • Re-entry loop di AV node → AVNRT.

  • Jalur aksesori → AVRT.

  • Gangguan irama atrium → fibrilasi atrium atau flutter.

Gampangnya: pusat kontrol listrik jantung di atas (supraventrikel) overdrive terus kayak gamer main rank 12 jam nonstop.

B. Takikardia QRS Lebar

Masalah bisa karena:

  • Fokus ektopik di ventrikel (makhluk liar muncul dari bawah).

  • Jalur konduksi alternatif (misal WPW).

  • Blok atau delay pada bundle branch.

  • Kelainan elektrolit (hipokalemia, hipomagnesemia).

  • Efek obat (misal digoksin, antiaritmia kelas I dan III).


5. Gejala yang Muncul (Alias Alarm Tubuh Lo)

  • Jantung berdebar kenceng banget kayak abis ketemu mantan.

  • Sesak napas

  • Pusing atau hampir pingsan

  • Nyeri dada

  • Keringat dingin

  • Sinkop alias pingsan

Kadang pasien gak sadar iramanya ngebut, cuma ngerasa gak enak badan aja.


6. Diagnosis: Biar Gak Salah Duga

🔍 Pemeriksaan utama: EKG 12 sadapan

Triknya biar gak terkecoh:

  • Cek lebar QRS: sempit atau lebar?

  • Liat regular vs irregular

  • Ada gelombang P gak? Hubungannya sama QRS?

  • Cari tanda khas: delta wave (WPW), sawtooth (flutter), chaotik (AF), axis ekstrem (VT)

🔬 Pemeriksaan tambahan:

  • Elektrolit (kadar K, Mg)

  • TSH (kalo curiga hipertiroid)

  • Enzim jantung (troponin)

  • Echo jantung

  • Holter monitor kalo episodik


7. Tatalaksana: Jangan Asal Gas!

A. Kalau Takikardia QRS Sempit

  1. Sinus Takikardia

    • Cari dan obati penyebabnya (demam? hipoksia? anemia?)

    • Gak usah langsung dikasih antiaritmia!

  2. SVT (AVNRT / AVRT)

    • Stabil:

      • Manuver vagal (Valsava, face ice pack)

      • Adenosin bolus IV 6 mg → bisa ulang 12 mg

      • Verapamil / Diltiazem kalo gagal

    • Tidak Stabil:

      • Synchronized cardioversion 50–100 J

  3. Atrial Flutter / AF

    • Stabil: kontrol laju → beta blocker / CCB

    • Pertimbangkan antikoagulan (CHA₂DS₂-VASc score)

    • Kalau onset <48 jam bisa cardiovert langsung, kalau >48 jam mending anticoagulan dulu minimal 3 minggu


B. Kalau Takikardia QRS Lebar

  1. Ventricular Tachycardia Stabil

    • Amiodarone IV

    • Lidokain bisa juga

    • Cari penyebab: hipokalemia, infark?

  2. VT Tidak Stabil (hipotensi, sinkop, nyeri dada)

    • Langsung synchronized cardioversion!

  3. Torsades de Pointes

    • Magnesium sulfat 1–2 gram IV

    • Overdrive pacing kalau recurrent

    • Hentikan obat penyebab (macrolide, antipsikotik)

  4. SVT dengan Aberansi

    • Perlakukan seperti SVT, bisa coba adenosin


8. Tips & Trik Bedain SVT vs VT dengan QRS Lebar

Kadang yang tricky tuh pas lo dapet pasien dengan takikardia dan QRS-nya lebar. Nah ini nih trik sederhana:

KriteriaVTSVT Aberan
Riwayat penyakit jantung+-
Awal dan akhir takikardiaLambatCepat
AV dissosiasiSeringJarang
Capture beatsSeringTidak ada
Respons adenosinTidak responRespon

Intinya: jika ragu, anggap sebagai VT dan treat accordingly. Lebih aman!


9. Komplikasi Kalau Lo Cuek Aja

  • Syok kardiogenik

  • Henti jantung mendadak

  • Tromboemboli (terutama AF)

  • Disfungsi ventrikel

  • Iskemia miokard

Jadi walaupun awalnya “cuma” berdebar, bisa berujung maut kalo gak ditangani bener.


10. Kesimpulan: Jantung Ngebut Gak Selalu Harus Panik, Tapi Juga Gak Boleh Santuy

  • Takikardia itu bisa QRS sempit atau lebar, dan masing-masing punya ciri khas + tatalaksana beda.

  • Pahami mekanismenya biar gak salah obati.

  • Jangan lupa evaluasi hemodinamik pasien: stabil atau gak?

  • Kalau gak yakin itu VT atau SVT dengan aberansi → anggap VT dan langsung cardiovert kalau gak stabil.


11. Bonus Mnemonik Gaul Buat Bedain

"SVT kayak pacar lama, datang dan pergi mendadak"
"VT itu kayak mantan toxic, muncul bikin chaos"

Jembatan keledai:
👉 "Sempit = Supraventrikel"
👉 "Lebar = Liat Ventikel dulu!"

Muhammad Ikmaluddin Furqon
Muhammad Ikmaluddin Furqon Hai nama saya adalah ikmal, saya adalah seorang dokter muda yang saat ini sedang menjalankan program profesi dokter, sembari belajar kedokteran saya akan membuat artikel-artikel penelitian di blog ini

Tidak ada komentar untuk "Klasifikasi Takikardia QRS Sempit dan Lebar: Patofisiologi dan Tatalaksana "